Selasa, 14 Agustus 2012

Makalah ilmiah


MAKALAH ILMIAH BIOLOGI
OSMOSIS PADA SEL







OLEH :
                        MUHAMMAD MEGAH SAFEERO                      ( 23 )
                 
XI IPA 1

SMA NEGERI 1  KOTA TEGAL
JALAN MENTERI SUPENO NO. 16 KOTA TEGAL




KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa , karena atas rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan penelitian kami terhadap “PERISTIWA OSMOSIS PADA SEL BERUKURAN BESAR” sehingga kami dapat membuat serta menyelesaikan laporan ini. Pada laporan ini kami tampilkan hasil data praktikum serta analisanya, kami juga mengambil beberapa kesimpulan dari hasil analisa yang kami lakukan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini, diantaranya:
1.      Yang terhormat Bapak Drs. Daryono Yusuf selaku guru mata pelajaran biologi SMA Negeri 1 Kota Tegal di kelas XI IPA 1.
2.      Pihak-pihak lain yang ikut membantu dalam pelaksanaan praktikum maupun proses penyelesaian laporan ini.
            Namun, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan maupun pembahasan hasil percobaan dalam laporan ini sehingga belum begitu sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki kekurangan- kekurangan tersebut. Sehingga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.


                                                                                           Tegal , 17 Agustus 2012

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Kami melakukan sebuah penelitian mengenai osmosis untuk mengetahui bagaimana proses osmosis tersebut berlangsung pada sel berukuran besar. Selain itu kami membuat laporan praktikum biologi ini untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak Drs. Daryono Yusuf.
          Pada sel dapat dibedakan menjadi transport pasif dan transport aktif. Transport pasif tidak memerlukan energy, sedangkan transport aktif memerlukan energy. Transport pasif dapat dibedakan menjadi difusi dan osmosis.  Sedangkan transport aktif meliputi transport pompa ion, endositosis, dan eksositosis. Osmosis merupakan perpindahan zat-zat terlarut dari konsentransi rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi.
          Kami menganggap bahwa meneliti tentang proses osmosis menarik. Oleh karena itu, kami ingin meneliti lebih jauh mengenai proses osmosis , yaitu pada telur ayam yang telah direndam dalam cuka dan yang masih seperti sedia kala. Penelitian dimulai tanggal 17 Agustus 2012.

1.2. Rumusan Masalah
              Osmosis merupakan perpindahan zat-zat terlarut dari konsentransi rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi. Maka kami ambil rumusan masalah sebagai berikut :

ADAKAH PROSES OSMOSIS PADA TELUR YANG MEMILIKI CANGKANG DAN YANG CANGKANNYA TELAH DIRENDAM DALAM CUKA JIKA DIRENDAM AIR ?

1.3. Tujuan Penelitian
          Tujuan kami melakukan eksperimen ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses osmosis yang terjadi di telur.

1.4. Manfaat Penelitian
            Melatih keterampilan siswa dalam menyusun dan menyelesaikan penelitian secara ilmiah.

1.5. Hipotesis
            Telur yang sebelumnya tidak direndam air cuka tidak akan mengalami osmosis karena terhalang oleh cangkang sedangkan telur yang telah direndam air cuka akan mengalami osmosis karena cangkangnya telah bereaksi dengan asam cuka.


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Sel
Sel merupakan unit terkecil makhluk hidup, berarti di dalam sel terdapat bagian-bagian yang berperan dalam melakukan aktivitas hidup sel. Unit berarti bagian terkecil dari sesuatu yang dapat berdiri sendiri. Seperti halnya keluarga merupakan unit sosial yang paling kecil dalam kelompok hidup di masyarakat. Keluarga-keluarga akan membentuk desa. Begitu pula sel. Jutaan sel yang berukuran kecil menyusun tubuh makhluk hidup.                     
            Ukuran dan Bentuk Sel
Sel mempunyai ukuran dan bentuk yang bervariasi. Umumnya ukuran sel adalah mikroskopis. Sebagai contoh pada ovum manusia mempunyai diameter 100P, erytrosit 10P, bakteri 1P, dan virus 0,1P dan sel-sel lain berkisar 0,4P sampai 10P.
Telur ayam atau telur burung adalah sebuah sel di mana yang disebut sel adalah vitellusnya. Jika diperhatikan ini adalah ukuran sel yang sangat besar, itulah sebabnya, ukuran rata-rata dari sel sangat sukar ditentukan.
Sesuai dengan fungsinya maka bentuk sel itu menunjukkan variasi yang bermacam-macam. Pada umumnya bentuk sel pada tumbuhan  adalah segi empat memanjang atau segi enam, misalnya sel-sel epidermis, sel-sel parenkim. Di samping itu pada bagian kayu sel-selnya berbentuk serabut (sklerenkim) dan bulat (kolenkim).
Bentuk sel pada hewan dan manusia juga bermacam-macam, terutama sel-sel jaringan kulit tepi, kita kenal antara lain:
1. Selapis sel bulat pipih disebut sel squamosa simplek.
2. Sel bulat pipih berlapis disebut squamosa komplek.
3. Sel berbentuk kubus disebut kuboid.
4. Sel berbentuk segi empat disebut kolumner.

2.2. Cuka
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C. Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati.
2.3. Cangkang Telur
           
Cangkang telur memiliki rumus kimia CaCO3 yang nantinya CaCO3 ini dapat bereaksi dengan larutan CH3COOH atau asam cuka.

2.4. Air
          Air memiliki rumus kimia  H2O yang mana larutan ini tidak bias bereaksi dengan cangkang telur atau CaCO3.

2.5. Faktor

CaCO3 + 2 CH3COOH               --->>           Ca(CH3COO)2 + CO2 +H2O . Itulah mengapa cangkang telur bisa larut terhadap cuka. Sedangkan jika direaksikan CaCO3  dengan H2O maka tidak menghasilkan hasil reaksinya.

2.6. Peristiwa Osmosis

Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang kami gunakan pada penelitian antara lain sebagai berikut :
1.      Telur ayam 2 butir
2.      Air ( aquades )
3.      Cuka
4.      Tali ( benang )
5.      Wadah
6.      Penutup wadah
7.      Gelas beker
8.      Penggaris





3.2 Langkah Kerja
9.      Buku dan alat tulis



1.      Letakkan satu butir telur ayam dalam gelas beker yang berisi cuka dan biarkan selama dua hari dalam keadaan tertutup.
2.      Setelah dua hari , kupaslah kulit telur yang telah direndam dalam cuka dengan seutas tali secara hati - hati.
3.      Ukurlah panjang dan lebar telur tersebut.
4.      Catatlah ukuran kedua telur tersebut dalam tabel.
5.      Letakkan kedua telur ke dalam sebuahwadah berisi air. Tutuplah wadah tersebut tersebut dengan plastik dengan tujuan mengurangi penguapan. Biarkan selama 3 hari.
6.      Ambil kedua telur dan ukur panjang dan lebar keduanya.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kelompok Percobaan

Sampel 1 : Perlakuan terhadap telur yang direndam cuka selama 2 hari
Sampel 2 : Perlakuan terhadap telur yang masih sempurna cangkangnya

4.2. Tabel  Hasil  Pengamatan
Sebelum direndam air :
Sampel
Ukuran Panjang
Ukuran Lebar

Telur yang direndam dalam cuka selama 2 hari dan diambil cangkangnya

25.32 cm
22.13 cm

Telur yang sebelumnya tidak direndam dalam cuka dan tidak diambil cangkangnya

21.46 cm
18.74 cm

            Setelah direndam air selama 3 hari :
Sampel
Ukuran Panjang
Ukuran Lebar
Telur yang direndam dalam cuka selama 2 hari dan diambil cangkangnya

34.61 cm
29.47 cm

Telur yang sebelumnya tidak direndam dalam cuka dan tidak diambil cangkangnya

21.46 cm
18.74 cm

4.3. Hasil Pengamatan
Telur yang direndam dalam cuka mengalami osmosis sedangkan telur yang sebelumnya tidak direndam dalam cuka tidak mengalami peristiwa osmosis. Hal ini dibuktikan dengan membesarnya telur yang sebelumnya telah direndam cuka.



BAB V
KESIMPULAN


Peristiwa osmosis osmosis hanya dialami oleh telur yang sebelumnya direndam cuka selama 2 hari , sedangkan telur yang cangkangnya masih sempurna tidak mengalami peristiwa osmosis. Cangkang telur akan larut terhadap CH3COOH atau asam cuka dan tidak larut terhadap H2O atau akuades. Peristiwa osmosis terjadi terkonsentrasinya air kepada kandungan dalam telur yang tidak terhalang CaCO3 atau cangkang telur sedangkan tidak terjadi jarena air terhalang oleh CaCO3.